Saturday, December 8, 2012

Ogoh-ogoh Sisi Lain Perayaan Nyepi


Ogoh-ogoh Banjar Pengajaran
NEGARA- Menjelang memperingati hari tahun baru caka 1933, umat Hindu selalu menggelar perayaan unik seperti mengarak ogoh-ogoh, tepatnya diarak sehari sebelum nyepi. Ogoh-ogoh itu sendiri adalah simbol bhuta kala. Secara turun-temurun mereka merayakan Nyepi dengan mengarak ogoh-ogoh. Tak terkecuali Nyepi tahun ini. Seluruh umat hindu baik di kota maupun di pelosok desa, khususnya bagi warga Banjar Pengajaran, Desa Berangbang, sangat antusias dengan adanya ogoh-ogoh. Sedikitnya ada 6 ogoh-ogoh yang akan diarak di Banjar Pengajaran, di mana  satu tempek dalam banjar tersebut membuat satu ogoh-ogoh.
Ketua sekha Truna-truni Banjar Pengajaran  ( Jaya Darmadi ) mengatakan bahwa untuk membuat sebuah ogoh-ogoh memerlukan dana sekitar 2 juta rupiah ( ukuran sedang ). Dana itu sendiri diperolehdari sumbangan warga yang ada di banjar. Jumlah kepala keluarga saat ini sudah mencapai 230 KK yang didominasi umat Hindu. Minimal mereka menyumbang Rp.5.000.-
Bahan pembuat ogoh-ogoh cukup mudah didapat. Antara lain: kayu, bambu, kertas/koran, lem, cat, dan karung. Perlu waktu 1 bulan oleh truna-truni untuk menyelesaikan sebuah ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh tersebut dibuat di bale tempek  secara gotong royong. Proses pembuatannya pun cukup rumit, yaitu: membuat kerangka terlebih dahulu, barulah kemudian membuat anyaman dari bambu. Setelah kerangka selesai, kertas ditempel pada kerangka. Kemudian dicat. Jadilah kemudian sebuah ogoh-ogoh yang terlihat bringas layaknya bhuta kala. Kira-kira butuh 12 orang untuk menggotong ogoh-ogoh dengan diiringi gamelan tek-tekan yang terbuat dari bambu yang dibelah.
Tujuan dari mengarak ogoh-ogoh adalah nyomya bhuta kala dengan memberikan sesajen berupa tawur, agar bhuta kala tidak menjadi musuh melainkan menjadi sahabat. Ogoh-ogoh bagian dari seni dan budaya. Sedangkan seni dan budaya adalah bagian dari agama. Nyepi sangat identik dengan ogoh-ogoh. Dengan membuat ogoh-ogoh, mampu menyalurkan jiwa seni yang ada pada diri saya, serta dapat melestarikan seni budaya Bali”,ujar  Jaya.
























  

No comments:

Post a Comment