Sunday, December 16, 2012

Batok Bercahaya


 




            Pernahkah anda melihat “Batok Bercahaya”? Sederhana namun menarik. Mari kita lihat bagaimana pembuatannya!

Alat dan Bahan:  
1.Batok kelapa                                                     8.Katik Buah Kelapa
2.Bohlam                                                               9.Kayu
3.Pitingan Lampu                                               10. Amplas
4.Kabel                                                                  11.Bor
5.Cuk                                                                     12.Kuas
6.Pernis                                                                13.Pensil
7.Lem Alteco                                                       14.Gergaji   

Cara Pembuatan:
  1. Kupas sabut kelapa lalu bersihkan
  2. Potong batok kelapa menjadi 2 bagian yang sama
  3. Hilangkan isi kelapa dari batok
  4. Amplas batok kelapa hingga menjadi halus
  5. Gambari bagian bawah kelapa sesuai kemauan menggunakan pensil
  6. Lubangi bagian batok yang telah digambari dan juga pada bagian belakang batok dengan menggunakan bor
  7. Potong katik buah kelapa sama panjang
  8. Lemlah katik dibagian pinggir batok yang nantinya digunakan sebagai rambut (hiasan)
  9. Potong kayu untuk tempat penyangga batok (sesuai dengan bentuk setengah batok kelapa) dan penyangga bagian bawahnya berbentuk persegi panjang
  10. Pernis batok kelapa dan penyangganya,lalu keringkan
  11. Masukkan kabel di lubang belakang pada batok
  12. Rangkailah pitingan lampu dengan kabel yang telah dimasukkan tadi
  13. Pasanglah bohlam pada pitingan
  14. Rangkailah ujung kabel yang lain dengan cuk
  15. Lemlah 2 bagian batok kelapa menjadi Satu
  16. Lem pulalah batok kelapa yang sudah menyatu itu pada penyangga
  17. Batok siap dipajang

Bagaimana??  Mudah bukan??
Selamat membuat batok bercahaya dan nikmati cahayanya :)

Saturday, December 8, 2012

Sumber Kehidupan Si Pemecut Kuda




        Hiruk pikuk dan lalu lalang orang yang lewat di sekitar Pasar Anyar, Singaraja, sudah menjadi pemandangan yang biasa oleh I Nengah Sumadra (55), asal Desa Jenang Dalem, Kecamatan Penarukan, Singaraja. Wajar saja, pria yang hampir memasuki usia tua ini hanya menghabiskan waktunya di pasar setiap hari sebagai tukang dokar. Ayah dua anak ini bekerja dari pukul 06.00 wita dan berlanjut sampai sore.
Sumadra melakoni pekerjaan itu cukup lama. Jika beruntung, dalam sehari dia mampu meraup penghasilan hingga Rp. 30.000. Namun, saat apes, dari pagi sampai sore, tak satu pun orang yang ingin menaiki dokarnya. “Saya sudah setengah hari di sini, tetapi belum ada penumpang untuk dokar saya,” keluh Sumadra saat ditemui di Pasar Anyar, Jumat (7/12) kemarin. Dirasa penghasilannya sebagai tukang dokar hanya pas-pasan, istri Sumadra, Ni Nengah Parmitu (50) nekat ikut berjibaku dengan lingkungan pasar. Parmitu bekerja di pasar sebagai Buruh Suun.
Sesaknya lingkungan pasar menjadi makanan sehari-hari bagi keluarga si tukang dokar ini. Sumadra bersama istrinya berangkat dari rumah menuju pasar dengan menaiki dokar yang akan digunakan untuk mencari nafkah. Sementara Sumadra menunggu penumpang di parkiran pasar, istrinya masuk pasar dengan harapan ada orang yang akan memanggil guna memakai jasa suunnya. Uang hasil kerja kerasnya biasanya dipakai untuk membeli sembako dan kebutuhan sehari-hari. Sebagian lagi ditabung untuk masa depan keluarganya.
Walaupun penghasilannya tidak seberapa, namun I Nengah Sumadra dan Ni Nengah Parmitu dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat ini, anak-anaknya sudah bisa membangun bengkel dan memeroleh penghasilan sendiri. Kesuksesan yang diraih anaknya tidak melunturkan niat Sumadra untuk tetap menjadi tukang dokar. Begitu pula dengan Ni Nengah Parmitu. Dengan tenaga semampunya, dia mengangkut barang dengan dijunjung di kepala. Tak jarang, dia harus merasakan sakit akibat terlalu berat mengangkut beban. “Jika tidak demikian, pendapatan juga akan semakin sedikit. Ini semua demi keluarga,” ujar Sumadra.