Monday, January 7, 2013

Potret Arja di Era Modernisasi


Foto By Lili
Drama dan tari tidak dapat dipisahkan. Keduanya bagaikan dua warna permukaan daun sirih, punya rasa dan aroma yang sama. Budaya Bali mempunyai ragam kesenian drama dan tari yang cukup banyak. Salah satunya yaitu Arja Sewagati. Arja Sewagati merupakan kesenian yang juga dikenal dengan arja duduk. Selain tarian, yang ditonjolkan dalam kesenian ini adalah dialog-dialog yang ditembangkan. Arja Sewagati menceritakan tentang seorang perempuan cantik yang ingin dipinang oleh dua lelaki secara bersamaan. Dua lelaki itu sama tampan, dan sama pintar. Hanya saja, harta yang membedakan mereka. Si perempuan cantik jatuh cinta pada pandangan pertama kepada lelaki yang lebih sederhana. Sedangkan orang tuanya, lebih memilih lelaki kaya untuk  menjadi pendamping hidupnya. Pertimbangan demi pertimbangan dilakukan oleh si perempuan cantik dan orangtuanya. Sampai pada akhirnya, si perempuan cantik bisa lega karena ia diperbolehkan memilih lelaki yang dicintainya.
Untuk menampilkan sebuah Arja Sewagati, diperlukan lebih dari 10 orang. Di Bali, kelompok orang yang bekerja sama dalam suatu hal, misalnya dalam hal seni drama dan tari disebut dengan Sekha. Salah satu sekha Arja Sewagati yang masih aktif adalah sekha Arja Sewagati “Kerti Winangun”. Sekha dari Dusun Pengajaran, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana ini adalah kelompok seniman arja yang diundang dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) tiap tahunnya. Sekha “Kerti Winangun” berjumlah 12 orang, dimana pemain atau lakonnya berjumlah 4 orang dan yang lainnya sebagai pengisi tabuh. Tiga pemain utama bernama Ratna Semara, Mudalara, dan Sewagati. Seorang pemain lagi berperan sebagai Ibu Ni Sewagati. Sedangkan, pemain tabuh memainkan gamelan yang disebut dengan Geguntangan” yang terdiri atas kendang, kecek, tawe-tawe, klenang, dan gep (gong).
doc by Lili
           Kenyataan pahit harus diterima dengan lapang dada oleh sekha  Arja Sewagati Kerti Winangun. Pasalnya, kesenian Arja Sewagati sudah jarang diminati warga Bali. Ini dibuktikan dari Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2011 lalu, tepatnya hari Jumat, tanggal 9 Juli. Pementasan yang diadakan di Wantilan Taman Budaya Bali ini hanya diapresiasi tak lebih dari sepuluh orang penonton. Arja Sewagati dengan format pementasan dalam posisi duduk (berkostum arja lengkap) menampilkan lakon "Ratna Semara". “Kendati sepi penonton, sekha tetap berupaya memikat penonton lewat alunan tembang-tembang merdu dan melankolis”, Ujar Ketua Sekha, I Gusti Putu Mawa.

No comments:

Post a Comment